Jumat, 13 Maret 2009

NTP NTB Rendah,

NTP NTB Rendah

Pejabat Deptan Pertanyakan Validitas data BPS

Oleh Rusliadi

Dirjen Budidaya Tanaman Semusim Departemen Pertanian, Agus Hasanuddin mengaku tidak setuju dengan apa yang direlease Badan Pusat Statistik NTB, soal Nilai Tukar Petani (NTP). Terutama di bidang perkebunan. Menurutnya, dilihat secara kasat mata saja di bandingkan dengan NTT, NTB jauh lebih baik. Apalgai dibandingkan dengam provinsi Papua Barat dan Papua.

Hal ini ditegaskan Agus melakukan pertemuan dengan jajaran Dinas Perkebunan NTB Selasa (3/3). Menurutnya, hasil release BPS NTB yang menyebutkan NTB masih kalah indeks NTPnya di banding dua daerah timur itu salah. Pasalnya, dilihat dari komiditas pertanian, khususnya perkebunan NTB selalu unggul.

Catatan BPS seperti dilansir Suara NTB Selasa kemarin, NTP petani secara keseluruhan masih terbilang sangat rendah. Yakni pada angka 95,67. Sedangkan NTT berada pada angka 100,15, Provinsi Papua 103,01 dan Papua Barat 106,24. Khusus untuk subsektor perkebunan, NTP Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) mencapai 94,82.

Angka-angka yang dilansir BPS ini dipertanyakan validasinya oleh Dirjen Budidaya Tanaman semusim ini. Pasalnya, NTB secara nasional produktivitas perkebunannya selalu unggul. Berebeda dengan NTT yang diketahui hanya merupakan daerah sebagian besar kering.

Komoditas pertanian yang dimiliki NTB disebutkan Agus antara lain adalah tembakau, jambu mete, padi, kapas dan banyak lagi komoditas lainnya. Seperti tembakau Virginia, dibanding daerah lain katanya NTB sangat bagus. Bahkan sebenarnya kalau diperjuangkan dari dulu, persoalan cukai tembakau bisa didapat. Selanjutnya, produksi kapas pernah menjadi nomor 2 secara nasional setelah Sulawesi.

Bantahan serupa disampaikan Kepala Dinas Perkebunan NTB, Ir. H. Lalu Mawarir Haekal, MM. Ia mempertanyakan kualitas perndataan yang dilakukan BPS NTB, terutama soal komoditas perkebunan.

Menurut Mawarir, NTB sangat bagus dan banyak komoditas potensial yang bisa dikembangkan. Semua komoditas tersebut bisa mengangkat NTP NTB. Bahkan NTB disebut-sebut sebagai sentral kapas di kawasan timur Indonesia.

Dinilai Mawarir, prilaku petani NTB harus dibenahi. Pasalnya kerap, petani ketika ditanya soal hasil panen selalu mengatakan dirinya tidak untung. Padahal, dari hasil produksinya sudah sangat bagus. Dan dinilai tidak jarang selalu meraup untung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar