Kamis, 18 Maret 2010

Menghadapi UN 2010 Tidak ada lagi Mata Pelajaran yang Menakutkan

Ujian Nasional (UN) hingga kini diakui atau tidak masih menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian siswa. Bahkan bagi sebagian sekolah yang kerap sebagai pelaksana kegiatan UN. Mata pelajaran eksak, seperti Matematika, Fisika, Kimia dan menghitung lainnya kerap menjadi mata pelajaran yang paling ditakuti. Masihkah itu?

NITA Fitri salah satu siswa asal Kota Mataram yang akan mengikuti UN Senin (22/3) mendatang mengaku siap atau tidak siap, harus siap menghadapi UN. Bagi Nita, mengikuti UN memang membutuhkan pemikiran yang jauh beda dibandingkan mengikuti ujian-ujian sehari-hari di Sekolah, seperti halnya Try Out.

Menurut Nita, UN memang sampai sekarang ditakuti siswa. Namun jika dihadapi dengan kesiapan yang matang perasaan itu tidak akan ada. Malahan baginya akan dihadapi dengan menyenangkan. Terkait mata pelajaran, matematika diakui dulu paling menakutkan. Namun saat ini pelajaran eksak yang akan diujikan itu dipastikan tidak lagi menjadi momok.

Hal senada diungkapkan Muhaimin. SMK swasta di Mataram asal Lombok Timur (Lotim) ini menyatakan dulunya ketika di SMP mata pelajaran Matematika, Fisika, Bahasa Inggris adalah pelajaran yang ditakuti. Terlebih matematika sebagai mata pelajaran yang dulunya jarang disukai. Apalagi, kalau gurunya juga “killer” alias galak. Pelajaran matematika ini tampak seperti momok yang ditakuti sekali.

Saat ini, diungkapkan mata pelajaran itu tidak lagi menjadi hal yang menakutkan lagi. Menurut Muhaimin, pendapatnya itu dianggap tidak jauh berbeda dengan rekan-rekannya. Sebab, pelajaran ini saat ini dapat disajikan dengan suasana yang menyenangkan. Guru-guru sudah mulai mengajarkan pelajaran sulit dengan cara yang menggembirakan. Sehingga mudah dicerna.

Adanya perubahan pandangan terhadap mata pelajaran sulit itu dinilai juga oleh jajaran Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Dikpora) Kota Mataram. Seperti diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar (Dikdas) Dikpora Mataram, Ruslan Efendy kepada Suara NTB. Dikatakan, dulu memang mata pelajaran eksak banyak yang menakuti. Namun saat ini sudah dirasakan tidak lagi.

Disampaikan, fakta perubahan itu terlihan dari nilai Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) tingkat SD maupun UN ditingkat SMP. Ditemukan, mata pelajaran matematika, fisika atupun pelajaran yang dianggap menakutkan lainnya rata-rata nilainya tidak begitu rendah. Tidak ada mata pelajaran yang menonjol seperti yang dulu. Semua mata pelajaran menurutnya sama saja tingkat kesulitan yang dihadapi siswa. (rus)

Mengupas Makna Puasa Menjadikan Orang Lebih Produktif, Bukan Bermalas-malasan

RABU (26/8) hari ini merupakan hari ke lima umat muslim yang beriman menjalankan ibadah puasa. Setidaknya setelah beberapa hari berjalan, ibadah shiam di bulan Ramadhan ini telah membentuk sikap dan pribadi manusia yang menjalankannya. Pribadi yang sabar, menahan diri dari lapar dan dahaga. Serta terpenting menjaga kejujuran untuk diri sendiri.

TGH. Dr. Zainuri, LC dalam sebuah kesempatan menjelaskan secara etimologi puasa atau shiam (bahasa Arab) bermakna menahan diri. Dimulai dari imsak (mulai menahan diri). Sementara secara terminologi bermakna menahan diri dari segala hal yang membatalkan, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari.

Maksud dari hal-hal yang membatalkan antara lain dari makan dan minum, berhubungan suami istri sewaktu menjalankan puasa. Definisi ini dinamakan pengasuh pondok pesantren Nurul Hakim Kediri Lombok Barat (Lobar) ini puasa dalam arti zhohir. Menurutnya, makna terpenting dari puasa adalah menjaga lisan dari ucapan-ucapan yang kurang menyenangkan. Serta menjaga perbuatan dari hal-hal yang buruk.

Banyak orang yang puasa zhohir, namun dia tidak dapat apa-apa. Pasalnya aspek terpenting dari puasa itu sendiri tidak dijalankan. Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya dijelaskan Zainuri, mereka hanya mendapat aljuu’ wal athos (lapar dan dahaga). Ditambahkan, dalam puasa hubungannya langsung secara vertical kepada Allah SWT. Sebagaimana tujuan puasa itu sendiri, meningkatkan ketakwaan. Takut kepada Allah dengan didasari iman.

Manifestasi dari keinginan menuju ketakwaan itu dalam menjalankan puasa, dijelasakan Zainuri menjadikan orang lebih produktif. Bukan sebaliknya bermalas-malasan. Adanya kebijakan pada bulan ramadhan ini lebih telat berangkat kerja dan pulang lebih lambat memang tidak disalahkan. Hanya saja, menjadi salah kalau dengan puasa menjadikan orang bermalas-malasan.

Puasa lanjutnya dapat menjadikan orang energik. Semangat menyelesaikan tugas di kantor misalnya lebih tinggi dibandingkan tidak puasa. Waktu menyelesaikan tugas pun akan lebih banyak. Karena tidak diganggu dengan urusan makan siang. Pejabat pemerintah yang kemudian malas bekerja saat puasa dinilai Zainuri telah salah menafsirkan makna puasa.

Zainuri memaparkan ada beberapa buktu sejarah yang menegaskan puasa menjadikan orang lebih produktif. Antara lain, proklamasi kemerdekaan RI yang dikumandangkan hari Jumat 17 Agustus 1945 silam itu berlangsung saat puasa. Bukti sejarah lainnya, beberapa ekspedisi Islam seperti perang Badar dan lainnya berlangsung pada bulan puasa. Selalu menuai kemenangan gemilang.

Ditambahkan, hadis Nabi Muhammad SAW berbunyi “Shoumu Tashihhu” (puasa itu menyehatkan). Dari sisi medis tidak diragukan lagi. Seseorang yang mengidap penyakit biasanya disarankan dokter untuk memperhatikan pola makan. Kerap dokter meminta untuk mengurangi makan dan menganjurkan makanan yang bergizi dan tidak berlebih-lebihan.

Penjelasan serupa disampaikan Prof. Saiful Muslim, MM. kepada Suara NTB Selasa kemarin ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTB ini menjelaskan, selama 11 bulan lamanya tubuh ini bekerja secara rutin. Bahkan 24 jam penuh selama sehari. Untuk itu, tubuh ini perlu istirahat. Meski selama sebulan.

Para ahli kesehatan tutur Saiful menyebutkan seseorang yang sakit mag (penyakit akibat tidak teratur makan) ketika menjalankan puasa dijamin sehat. Sebab, setahun kurang sebulan tubuh beraktivitas tanpa henti. Semua organ tubuh memompa. Dengan beristirahat 12 jam sehari akan dapat memberikan energi baru.

Ketua MUI NTB ini menambahkan, dengan berpuasa prinsipnya banyak hal yang bisa diraih. Di dalamnya kita dididik. Pendidikan saling berbagi rasa. Menahan lapar bermaka kita dapat merasakan apa yang dirasakan orang miskin. Orang yang sulit rezekinya dapat dirasakan betapa pahitnya oleh orang yang kaya.

Berangkat dari perasaan itu, akan terbangun rasa ingin berbagi. Orang yang biasanya hidup enak akan sadar bahwa banyak orang lain yang merasakan hidup tidak enak. Akan tergugah hatinya untuk berbagi kepada mereka. Terdorong mereka untuk memberikan santunan. Kiranya puasa pada akhirnya nanti benar-benar mencapai ketakwaan bagi yang melaksanakannya. ()

Emaar Batal Ke Lombok BKPM dan BTDC Undang Lima Investor lain

PASCA berakhirnya perjanjian antara pemerintah dengan PT. Emaar Properties, pihak Badan Koordonasi Penanaman Modal (BKPM) dan Bali Tourism Development Corporation (BTDC) telah mengundang lima investor. Yakni investor dari India, Jepang dan tiga investor dari Timur Tengah, termasuk PT. Emaar yang ada di Dubai.

“Kita sedang cari investor baru bersama BKPM,” ungkap Kepala Bagian Keuangan BTDC Solihin menjawab keresahan warga NTB pasca batalnya Emaar ke Lombok terseebut. Dikatakan, diundangnya kembali Emaar karena pihak perusahaan yang berhasil membangun gedung tertinggi di dunia itu masih memiliki minat merealisasikan pembangunan.

Namun jalinan kerjsama dengan investor baru yang akan membangun di kawasan wisata Eks Lombok Tourism Development Corporation (LTDC) itu benar-benar ketat. Tidak diinginkan lagi investor hanya menyatakan minat-minat saja tanpa ada realisasi yang jelas.

Berdasarkan pengalaman bersama Emaar tersebut, BTDC telah menjadwalkan secara ketat kedatangan investor yang diundangnya. Paling lambat, bulan Juni 2010 mendatang sudah ada penandatanganan kontrak. Selanjutnya, harus sudah ditindaklanjuti paling telat dua bulan setelah penandatanganan tersebut.

Bentuk penjanjian dengan investor baru itu jelas akan baru juga. Setidaknya, ingin ditekankan pihak BTDC tahun 2010 ini sudah ada yang kelapangan. Sebentar lagi, sudah memasuki bulan ke tiga, Maret 2010, siapa yang siap itu yang langsung akan diajak. “Kita ingin memberikan Lombok yang terbaik,” pungkasnya.

Selanjutnya, ditekankan pihak BTDC ini jika mentok tidak juga ada investor yang mau merealisasikan investasinya, BTDC sendiri yang coba membangun. Lahan yang sudah dipegang sertifikat hak pengelolaan lahan (HPL) atas tanah seluas 1.175 hektar (ha) di kawasan Lombok bagian selatan oleh BTDC ini tentu akan memudahkannya untuk segera melakukan proses pembangunan.

“BTDC sudah siap untuk masuk duluan, namun tentu tidak langsung besar,” papar Solihin. Pasalnya, modalnya dari dalam negeri tentu tidak seperti yang diharap-harap dengan akan hadirnya investor dari luar negeri. Karena itulah, proses menunggu konfirmasi para investor akan dilakukan. Terpenting, tahun 2010, ditekankan Solihin sudah ada bukti nyata aktivitas pembangunan dari investor asing untuk.

Harapan besar masih pada investor asing ini dengan perhitungan ekonomis yang ingin dicapai. Dimana tentu kehadiran investor asing yang memiliki modal besar akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Lombok. “Perputaran uang dalam negeri tentu akan lebih bagus dengan kedatangan investor luar negeri,” demikian kabag keuangan BTDC ini menuturkan.